Sunday, December 20, 2015

"NAIK METROMINI"

Mukidi dari desa berlibur ke Jakarta. Dia ingin keliling Jakarta dengan naik Metromini. Ia pun duduk dan sebisa mungkin menyesuaikan diri agar tidak nampak seperti orang asing yang baru tahu Jakarta.

Diam-diam dia mengamati segala yang terjadi. Termasuk tingkah laku Kernet dan penumpang-penumpang bus.

Saat si Kernet menyodorkan tangannya ke penumpang sebelahnya sambil menggemerincingkan beberapa uang logam di tangannya. Tanpa berucap kernet itu langsung diberi uang oleh si penumpang Rp.3000,-. Lalu ketika si kernet itu melakukan hal yang sama kepada Mukidi, maka Mukidi pun ikut memberikan uang Rp.3000,- juga.

Tak lama kemudian si kernet bilang, "Dirman Dirman Dirman" (tanda dia memberitahu bahwa bus telah sampai di Jl. Sudirman). 
Lalu seorang penumpang laki-laki bilang, kiri !!! Dan turunlah penumpang tersebut.

Selang berapa lama kernet bilang, "Kartini Kartini Kartini"
Seorang cewek muda bilang, kiri !!! 
Lalu cewek tersebutpun turun.

Beberapa lama kernet itu bilang lagi, "Wahidin Wahidin Wahidin"
Adalagi cowok yang bilang, kiri..!!!
Lalu cowok itupun turun juga.

Tinggallah Mukidi seorang diri di dalam bus sebagai penumpang yang dalam hatinya ngedumel dan lama-lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet sambil dengan nada marah Mukidi bilang, "Kurang ajar sampeyan, dari tadi orang-orang sampeyan panggil. Lhaaa nama saya ndak sampeyan panggil-panggil !!! Kalo begini caranya .. Kapan saya turun !!!"

Untung si kernet tanggap dan tanya, "Siapa nama bapak??"

Setelah diberitahu si kernetpun bilang, "Mukidi ... Mukidi ... Mukidi ..."

Mukidi-pun lega dan berkata, "Naaaah  begituuuuu ... !! Kiri !!"

Maka turunlah Mukidi di jalan TOL !!!

Bagi yang merasa kehilangan Mukidi, harap menghubungi pihak Jasa Marga karena dia ditemukan pingsan setelah berjalan cukup jauh ...😀😀😀😜
Posted on by Grosir Bebenito | No comments

Wednesday, December 16, 2015

"Banyak Orang Mental Miskin” Jack Ma (CEO Alibaba)

Jack Ma (CEO AliBaba.com) pernah berkata, “ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapa pun yang Anda jual ke mereka, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apa pun Anda jual ke mereka, mereka tetap tidak menghargainya.”

Selalu ada orang-orang yang tidak peduli dengan tenaga, waktu dan biaya yang sudah kita keluarkan. Ironisnya, itu justru biasa dilakukan oleh orang-orang yang mengenal kita. Saudara, keluarga dan teman yang ada disekeliling kita, akan menjadi orang pertama yang meragukan komitmen kita. Mereka lebih baik memilih ditipu oleh orang lain daripada membiarkan kita mendapatkan hasil dari mereka, mereka pun lebih mendukung orang lain yang tidak mereka kenal.

Dalam hati, mereka selalu berpikir berapa untung yang saya dapat dari dia. Bahkan sebagian dari mereka akan berpikir “saya juga bisa membuat produk yang sama, menjualnya dan menjalankannya”. Mereka tidak pernah terpikir untuk membantu saudara atau teman sendiri. Tidak ada pikiran apa kiranya yang bisa dilakukannya untuk membantu.

Inilah contoh klasik mental miskin!!.

Sebenarnya bagaimana caranya menjadi kaya? Salah satunya adalah dengan membangun komunitas yang saling mendukung bisnis masing-masing didalamnya, menjaga kepentingan satu sama lain, membangun lingkaran manfaat yang terus diperbesar. Maka secara alami semua yang ada didalamnya akan mendapatkan hasil lebih banyak lagi. Kita akan menjadi kaya atau bahkan lebih kaya ketika kita mempu memahami lingkungan sekitar.

“Ketika melakukan penjualan, orang pertama yang akan mempercayai Anda adalah orang asing. Teman Anda akan menutup diri dari Anda. Teman biasa akan menjauh dari Anda. Keluarga akan memandang rendah Anda.” Kata Jack Ma.

Kemiskinan mental ini menggerogoti diberbagai lini organisasi. Kesanggupan untuk saling memukul banyak sekali terpupuk dalam kehidupan sosial yang ada. Keinginan untuk saling memikul beban saudara maupun teman hampir-hampir tidak ada, bahkan di Indonesia yang mengenal gotong royong.

Kita lebih bisa menjual kepada orang asing, orang yang tidak mengenal kita. Mereka dengan tanpa berpikir banyak akan membeli apa yang kita tawarkan. Dan kembali menjadi ironis, saat kita sukses orang pertama yang akan meminta traktir makan adalah mereka, bukan orang asing.

Kita perlu memperlakukan orang asing lebih baik lagi! Dan demikian juga kepada teman yang tahu apa yang kita lakukan, tetapi tetap mendukung kita. Mari memperlakukan orang asing yang membeli dari kita lebih baik lagi mulai hari ini. Karena mereka adalah pelanggan terbaik Anda.

Dan semoga di masa depan, kita terhindar dari mental miskin yang merugikan ini. Karena orang pertama yang akan dirugikan karena mental miskin ini adalah kita.

sumber: kikasyafii.com
(siapa jack ma? lain kesempatan kira sharing di sini ya..)