Saturday, September 11, 2021

UMKM JANGAN MASUK KE SUPERMARKET BESAR

 PUSARAN NERAKA RETAIL MODERN


Oleh : Filsa Budi via Hendra Setiawan

Mengingatkan temen2 yg sdh berhasil masuk retail modern....

Just sharing aja dari grup sebelah...

Entah sudah berapa kali menyampaikan di FB ini. Sampai bosan
Tapi ini perlu diingatkan terus. Jangan sampai punya usaha yg bangkrut. Kalau bangkrut banyak yg sedih.
Yg masih UKM jangan masuk ke supermarket
Yg sudah biasa jualan cash dengan online fokusnya disana aja tidak tergoda masuk toko modern
Bukan kebanggaan masuk supermarkt. Malah bisa jadi awal kebangkrutan.
Dibawah Ini ada kisah menarik.

PUSARAN NERAKA RETAIL MODERN

Bagi kalangan UKM, bisa masuk ke jaringan retail modern adalah sebuah sesuatu yang WOW...
Tapi taukah anda, wow hanya oleh orang lain, bagaimana internalnya? Hmmm babak belur...bak terjerumus di dalam kubangan lumpur, mau keluar sudah terlanjur basah, mau dibasahin sekalian kok jalannya makin berat. Lama2 mati.....
Itulah yang terjadi.

Sejak 2 tahun lalu produk saya sudah masuk ke retail modern, saya ceritakan salahsatunya aja ya...
Satu retail yang saya pikir awalnya "wah ini bener2 nolong UKM" ternyata sama saja.....menghisap darah juga.
Sebut saja retail itu T......T
saat itu produk saya dipromote hingga ke seluruh cabang di Indonesia.

Nah salah satu syaratnya adalah harus PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang 10% itu lho...
Baiklah dengan senang hati saya turuti, saya urus itu walaupun omset belum memenuhi syarat sebagai PKP demi masuk jaringnnya.
Setelah saya urus dan beneran diterima masuk ke ratusan toko di seluruh Indonesia. 
Tak berselang lama mulailah PO berdatangan seperti gelombang tsunami, 10 demi 10 toko berdatangan silih berganti. Dalam hati saya seneng donk, tinggal kirim2....(waah tajirr nih).

Waktu itu saya hanya asal tandatangan aja perjanjiannya, saya nggak baca lembar2 ketentuan yang jumlahnya seabrek dan tulisannya kecil2. Bodo amat, pokoknya yg penting masuk dah....yg saya tau hanya schedule pembayarannya aja yang 30 hari kerja.

Singkat cerita setelah sebulan, mulai terasa nih kehabisan amunisi utk modal kerja, mulailah invoice2 itu saya tagih....
Disiniliah titik kritisnya.
Setelah kirim invoice ternyata proses penagihannya tidak semudah itu, banyak meja yang perlu dilalui....
Mulai meja pertama saya sudah disuruh kembali dengan alasan ada dokumen yg kurang yaitu faktur pajak, oke saya urus,,,datanglah saya ke kantor pajak, ternyata utk dapetin faktur itu, pajaknya harus dibayar dulu barang yang sudah dikirim kemarin....(mateng gua #tepokjidat)

Dengan segala upaya pinjam sana sini, jual ini jual itu akhirnya terbayarlah pajak yang jumlahnya cukup gede itu.

Dalam hati udah seneng nih, nggak papa deh bayar pajak segede itu yg penting total yg akan cair jumlahnya jauh lebih gede...

Setelah dapetin faktur itu, saya bawalah faktur itu ke retail tsb, dan clear meja pertama.....
Meja2 berikutnya nggak kalah menguras energi dan waktu (nggak mungkin lah saya ceritain semua, panjang bgt brooh).
Saat di meja terakhir, dalam kondisi yang sudah babak belur dibuatnya, eeehh masih harus suruh nunggu lagi, alasannya yang berwenang tanda tangan sedang cuti (kampreet!).
Makin ditest kesabaran saya.....

Dalam masa menunggu si doi cuti selang beberapa hari tiba2 ada tlp dari divisi lain yang mengabarkan sesuatu yang bikin saya naik daun...eh naik pitam.
"Pak, mohon maaf invoicenya belum bisa disetujui atasan karena ternyata ada OVER STOCK barang bpk di gudang kami....." 
"Eh sialan lo, kalian sendiri yg kirim PO, dan saya kasih barang sesuai permintaan kalian, kenapa sekarang alasannya overstock!?"
"Mohon maaf pak, SOPnya memang seperti itu, jadi nunggu ini barang diretur dulu baru bisa dicairkan."
"Lha terus pajak yang sudah saya bayar atas barang itu gimana? Saya rugi dobel dong"
"Mohon maaf pak"
Hmmm maaf terus andalannya!

Bisa dibayangin ya sakit hatinya? :-p

Setelah bulan berganti bulan, tibalah barang returan itu yang sudah hampir expired. Ya udah mau gimana lagi.....daripada nggak cair samasekali.
Akhirnya barang itu dibuang.....

Setelah itu mulailah proses penagihan saya lanjutin. Dan clear.....nah 30 hari kerja itu dihitung dari clearnya meja terakhir. Jadi interval waktu dari pertama nagih hingga cair kurang lebih 5 bulan.

Nggak cukup sampe disitu, dalam kondisi tegang seperti itu, divisi lain dengan enaknya main kirim2 PO terus tanpa kontrol,,,,ya saya jawab aja "eh enak aja kalian minta PO seenaknya tapi giliran nagih susahnya minta ampun". Dia jawab "mohon maaf pak kalo bagian penagihan itu divisi lain, bukan kami,,,kami hanya ditugaskan meminta PO kepada supplier".
"Saya nggak mau layani PO kalian lagi"
"Lho pak,nanti bpk kena penalti lho kalo PO ini tidak dilayani, kan sudah ada di perjanjian awal....."
"Oalaaah emaaak tolongin gua maaak....ini ada orang nakalin gua" 😭

Itulah pengalaman saya berurusan dengan retail modern,,,,,
Kalo ada yg nanya, "itukan ritail T, nah kalo Hip*rm*rt dan temennya suneo gimana?"......11-12 bro!

Hikmahnya...
1. Jika anda mau masuk retail modern, minimal anda mengalokasikan budget utk modal berputar 3x lipat dari nilai kontrak.
2. Jangan terobsesi oleh fatamorgana, bahwa dengan masuk ke retail modern bisnis anda akan melejit...percayalah pada jaringan distribusi yang anda bangun sendiri. Masih banyak cara utk melejitkan bisnis anda kok.
3. Jangan berharap lebih dengan mereka, disana banyak orang yg pinter yang bertugas memikirkan bagaimana caranya agar brand2 UKM susah berkembang meskipun pemerintah mengharuskan retail modern harus berisi 20% produk ukm.

Jangan sampai bangkrut teman teman.. silahkan belajar apa saja. Ke siapa saja..

Filsa Budi via Hendra Setiawan.

------@-----

0 comments:

Post a Comment