Monday, October 15, 2018

IMPRINTING

Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

 Apa jawaban kita bila ditanya: Mana yang lebih baik dalam pengasuhan anak:
 Menanamkan banyak aturan sejak dini atau menanamkan aturan sedikit demi sedikit sesuai usia perkembangan anak?

 Sebelum menjawab, yuk kita lihat dulu apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala perlihatkan di alam sebagai ibroh (pelajaran) untuk kita. Seperti halnya dulu Allah memperlihatkan burung gagak yang mengubur saudaranya yang mati untuk memberi pelajaran pada Qabil yang kebingungan memperlakukan jenazah saudaranya: Habil, yang baru saja dibunuhnya.


Fenomena alam yang kita lihat adalah peristiwa menetasnya anak itik dan apa yang terjadi sesudahnya. Kita tentu sudah paham bahwa anak itik yang baru menetas akan mengikuti siapapun atau apapun yang ada di dekatnya. Para ahli psikologi menamakan fenomena ini IMPRINTING. Tidak peduli dimana dan kapanpun, seperti itulah perilaku yang diperlihatkan setiap anak itik yang baru menetas. Sehingga dapatlah kita katakan bahwa peristiwa imprinting ini bersifat menanamkan dan melekatkan kesan kuat ke dalam ingatan.

Menurut kamus psikologi yang ditulis DR Kartini Kartono dan Dali Gulo, Imprinting adalah pembiasaan atau perkembangan respon yang sangat cepat dalam menghadapi stimulus yang mengarah kepada perkembangan kritis. Sifat semacam ini merupakan mekanisme pembiasaan yang dimiliki sejak awal kehidupan, sehingga sangat sulit untuk diubah.

Para ahli psikologi telah sepakat bahwa fenomena Imprinting juga terjadi pada anak manusia. Terutama pada 6 tahun pertama kehidupan mereka. Lebih tepatnya mereka menyebut hal ini dengan nama Filial Imprinting, saat dimana anak-anak meniru perilaku dan karakter para orangtua mereka.

Maka sungguh benarlah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam saat bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah rhadiallaahu anhu: “Tidaklah anak yang lahir itu melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi. Sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan sempurna, apakah kamu merasa ada anggota tubuhnya yang terputus?”

Hadis Rasulullah ini diperkuat oleh fakta-fakta sains. Salah satunya seperti yang dikatakan oleh penulis Essay Amerika, James Arthur Baldwin, yang menulis: “Anak-anak mungkin tidak terlalu bisa mendengar dan menangkap kata-kata dari orangtua mereka, tetapi anak-anak tidak pernah gagal meniru perilaku para orangtua.”

Jadi faktor orangtua sangat besar pengaruhnya dalam membentuk perilaku anak.

Nah, setelah mengetahui hikmah yang kita dapat dari alam tadi, sudahkah Anda dapat memilih jawaban yang pasti dari pertanyaan kita di awal:

Mana yang lebih baik dalam pengasuhan anak: Menanamkan banyak aturan sejak dini atau menanamkan aturan sedikit demi sedikit sesuai usia perkembangan anak?

Jadi jawabannya adalah: menanamkan banyak aturan sejak dini lebih baik dalam pengasuhan anak. Alasannya adalah karena fenomena Imprinting. Ingat seperti yang dikatakan Kamus Psikologi di atas: fenomena ini terjadi di awal kehidupan dan sangat sulit diubah di kemudian hari.

Berikutnya timbul pertanyaan: jenis peraturan seperti apa yang sebaiknya banyak ditanamkan? Jawabannya: jenis peraturan yang memupuk akhlaq yang baik.

Mengapa akhlaq yang baik? Mengapa bukan cara belajar efektif atau cara berprestasi tinggi, atau hal-hal lain yang keren-keren? Karena saat ini anak lebih sulit melihat akhlaq baik di lingkungan sekitar mereka dibanding masa dulu saat orang-orang lebih hidup bermasyarakat dan tidak individualis.

Mengapa akhlaq baik? Karena akhlaq baiklah yang kelak terbukti akan membuka pintu-pintu kesuksesan jauh lebih banyak daripada hasil pendidikan sekolah termahal sekalipun.

Pertanyaan terakhir: Bagaimana cara mengajarkan anak-anak akhlaq yang baik? Jawabannya kembali kepada fenomena Imprinting. Cara mengajar anak-anak akhlaq yang baik adalah dengan cara memberinya contoh lewat perilaku orangtua.

Kesimpulannya? Agar anak-anak kelak sukses, berkepribadian unggul dan shalih, orangtua harus mencontohkan akhlaq yang baik sejak dini. Ingat, fase imprinting itu ada di usia 6 tahun kehidupan awal. Bila terlewat, akan sangat sulit untuk membentuknya kembali.

Allahu a’lam.

Salam Smart Parents!

0 comments:

Post a Comment