Monday, November 5, 2018

MENDAMPINGI ANAK MEMASUKI MASA REMAJA

Hormon testosteron pada tubuh anak remaja mengalami perkembangan 20 kali lebih cepat, menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan pada fisik. Seperti wajah berminyak, tungkai kaki memanjang, hidung membesar, dan sebagainya.

Sayangnya belum tentu semua anak bisa menerima perubahan-perubahan ini. Pada beberapa anak, perubahan ini dapat menimbulkan kekacauan emosi.

Kekacauan emosi atau emosi yang berayun, biasanya ditandai dengan banyaknya keluhan yang dirisaukan oleh anak. Antara lain ketidakpuasan terhadap dirinya, lingkungan, ditambah beban-beban pelajaran di sekolah dengan jam belajar yang panjang, juga les les tambahan yang membuat anak sulit memiliki waktu santai. Hal ini menyebabkan meningkatkan rasa cemas berkepanjangan dalam dirinya.

Ketika saat cemas itu datang aliran gelombang otak anak yang normalnya 10 putaran per detik meningkat menjadi 25 putaran per detik. Hal ini mengakibatkan sel-sel otak anak pada prefrontal cortex (PVC), bagian otak yang berada di depan, persisnya terletak di atas mata, menjadi kelelahan.

Kelelahan pada PVC ini pada akhirnya akan mematikan ribuan bahkan jutaan sel pada otak anak karena otak anak tidak didesain untuk menanggung stres dalam waktu lama.

Apa yang harus dilakukan orang tua untuk mendampingi anak remaja?

Menurut bu Elly Risman, dibutuhkan 2 L untuk orangtua agar bisa memahami menerima dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak saat beranjak remaja.

1. LOVE

Bangun ikatan hubungan emosional dan komunikasi dengan anak berlandaskan cinta. Anak memiliki kebutuhan untuk didengarkan perasaannya agar emosi yang sedang ia alami bisa mengalir.

Sebagai orangtua mendengarkan keluhan anak tidak hanya membutuhkan sepasang telinga tetapi juga membutuhkan hati jiwa dan mata. Dengan begitu, anak merasa mendapatkan perhatian yang dibutuhkannya sehingga ia membangun kepercayaan pada orangtua untuk menjadi tempat berkeluh kesah tentang apa yang mereka rasakan dan beban-beban yang menghimpitnya.

Komunikasi yang dibutuhkan hati jiwa mata dan telinga ini merupakan syarat utama orangtua agar bisa memeriksa setiap fase pertumbuhan psikologi dan fisik anak-anak remajanya.

Keterbatasan waktu seringkali menjadi kendala bagi banyak orangtua untuk bisa mendengarkan perasaan-perasaan anak secara penuh apalagi bagi orangtua yang bekerja, biasanya saat pulang kerja sudah kehabisan energi ---belum lagi jika ada pekerjaan yang dibawa pulang dan harus diselesaikan. Belum lagi ditambah gawai (gadget) yang selalu dalam genggaman sang ayah dan ibu.

Sebaiknya saat memasuki rumah para orangtua menyiapkan diri untuk memberi perhatian pada anak. Singkirkan semua masalah kantor dan aneka gawai sejenak untuk memberi waktu pada anak kita berbicara.

2. LOGIKA

Mengasuh anak tidak cukup hanya mengandalkan cinta, namun juga membutuhkan logika yang menuntut komitmen dan kerja keras.

Dengan perkembangan otaknya secara penuh, kita juga harus mendidik dan mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan mengenalkan anak-anak pada rasa kecewa, sakit, sedih dan jatuh bangun.

Jika anak dibiasakan hidup dengan aman dan sempurna mereka akan kesulitan belajar memahami penderitaan. Karena penderitaan merupakan salah satu bentuk pelajaran tentang hidup. Kenalkan anak dengan sikap tanggung jawab dan konsekuensi dari semua perilakunya.

Saat anak sedang belajar tentang rasa sakit atau kecewa, orangtua harus berperan sebagai jaring pengaman emosi bagi anak. Dampingi dan bantu mereka bangkit dari rasa sakit, beri mereka kesempatan belajar menentukan pilihan-pilihan dalam mengatasi masalahnya dan mengerti setiap konsekuensi yang timbul atas keputusannya.

Dengan begini kelak saat anak beranjak dewasa mereka bisa mempunyai sikap dan jati diri atau karakter yang kuat.

Selengkapnya, ikuti Sharing Session pada Senin 5 November 2018 mulai jam 20.00 WIB secara online, bersama dr. Rima Fitriyani.

(Cahyadi Takariawan)

Simple but powerful

Mengapa Google Menjadi Tempat Kerja Paling Membahagiakan? Ini salah satu rahasianya.

Gajinya besar, makan besar hingga cemilan gratis, disediakan tempat tidur siang, disediakan berbagai sarana olahraga dan games, desain kantornya keren banyak spot selfie.

Semua Itu memang bikin asyik kerja di google. Tapi ada satu hal yang nggak banyak orang tahu, yang membuat Google menjadi salah satu tempat kerja paling membahagiakan di planet ini.

Chad Meng, salah seorang insinyur, salah seorang assabiquunal awwaluun di Google (dia karyawan no 107) adalah otak yang merancang sebuah program utk menciptakan suasana membahagiakan di Google.

Dia menggagas sebuah program untuk karyawan google namanya Search Inside Yourself. Programnya banyak dan unik2. Tapi saya mau share satu aja yang menurut saya simple tapi jleb.

Meng mengajarkan sebuah latihan pikiran selama 10 detik saja. Pikirkan dua orang yang ada di ruangan ini, lalu katakan dalam hati "Saya mendoakan dengan tulus agar si A bahagia, Saya mendoakan dengan tulus agar si B bahagia,".

Latihan simpel ini ternyata telah mengubah banyak orang. Setiap orang yang sudah mempraktikkan ini akan tersenyum dan merasa lebih bahagia dibanding 10 detik yang lalu.

Meng pernah mengajarkan praktik ini di sebuah seminar pada selasa malam. Dia menyarankan kepada audiens untuk mempraktikkannya besok saat kerja. 10 detik setiap jam. Pilih secara acak dua orang yang melintas di kantornya. Karena ini cuma dalam pikiran, tidak ada hal yang menyulitkan atau memalukan.

Pada hari Rabu Meng mendapat email dari salah seorang yang mempraktikkan latihan ini: "I hate my work, I hate coming to work every single day. But Inattended your talk on Monday, did the homework on Tuesday, and tuesday was my happiest day in 7 years."

Mengapa praktik ini begitu efektif untuk menciptakan suasana bahagia dlm hati?

Ketika mempraktikkan latihan ini saya baru sadar bahwa sumber stress adalah karena kita sibuk memikirkan diri kita. Coba cek doa-doa kita. 99% untuk kebaikan, kebahagiaan, kekayaan diri kita sendiri.

Kayaknya nggak pernah deh kita menyelipkan doa setelah solat untuk tetangga yang lagi susah, tukang mie tek tek yang malam2 lewat, atau petugas PLN yang ngecek meteran.

Padahal salah satu sumber kebahagiaan itu ternyata adalah melakukan kebaikan untuk orang lain, altruisme.

Dan sebaliknya, sumber ketidakbahagiaan adalah selfish, egoisMe, selalu Me Me Me (aku aku aku).

Makanya orang yang paling bahagia itu adalah Rasulullah. Hidupnya hanya untuk kebahagiaan orang lain. Doa doa dan harapannya untuk umatnya. Bahkan kata terakhir adalah Ummatii...

Dan Rasul juga pernah kasih satu resep kebahagiaan yang mungkin Chad Meng terinspirasi dari sini:

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (saudara seislam [ukhuwah islamiyah], saudara sesama manusia [ukhuwah basyariyah]) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (HR.h Muslim no. 4912)

Mari kita saling mendoakan dan praktekkan ๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡

8 ( DELAPAN ) UCAPAN AJAIB UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ANAK

Berikut ini 8 ucapan atau kata-kata ajaib yang penting diajarkan kepada anak-anak sejak kecil. Ucapan ini akan membentuk karakter positif anak.

1. Salam

Ajarkan dan biasakan ucapan "Assalamu 'alaikum" kepada anak agar terbiasa dengan salam yang Islami. Tiap masuk rumah atau masuk kamar orangtua atau ketemu orang lain, ucapannya selalu salam. Ucapan ini membentuk *jiwa penuh kedamaian pada diri anak.

2. Dzikir

Biasakan ucapan yang mengandung muatan dzikir kepada Allah dalam merespon segala sesuatu. Misalnya astaghfirullah, subhanallah, alhamdulillah, masyaallah, insyaallah, barakallah, dan lain sebagainya. Bukan ucapan: Astaga! Gila! Bego!
 Dzikir menciptakan karakter taqwa pada diri anak.

3. Tolong

Biasakan anak untuk mengucapkan kata ‘tolong’, punten " setiap ia meminta bantuan kepada orang lain. Jika terbiasa dengan kata ini, akan tumbuh karakter rendah hati dan tidak sombong.

4. Terimakasih

Biasakan mengucapkan kata terimakasih untuk berbagai hal yang positif, sebagai apresiasi kepada orang lain yang telah memberikan pertolongan bagi dirinya. Anak yang tumbuh dengan menghargai orang lain akan menumbuhkan kebesaran jiwa.

5. Maaf

Ajarkan anak untuk mudah meminta maaf walaupun ia tidak melakukan kesalahan. Apalagi jika ia memang melakukan kesalahan. Anak yang terbiasa meminta maaf akan tumbuh sikap empati dan kasih sayang.

6. *Iya / Baik

Ajarkan anak untuk mengucapkan kata “Baik" atau "iya" atau "siap" sebagai respon dari nasihat atau perintah dari orangtua. Kadang saat ibu atau ayah meminta anak untuk melakukan sesuatu, ia hanya mengangguk atau bahkan diam saja. Ungkapan ini membentuk karakter peduli dan menghargai.

7. Izin/Permisi

Biasakan anak untuk meminta izin dalam berbagai kondisi. Misalnya minta izin untuk menggunakan benda yang bukan miliknya.
Hal ini membentuk karakter tertib.

8. Bisa

Ajarkan anak berpikir dan bersikap optimistik. "Aku bisa" adalah ungkapan optimistik.
Membuat anak tumbuh dengan percaya diri

#GENERASI EMAS YANG BERKARAKTER
BERAKHLAKUL KARIMAH

Semoga Bermanfaat, afwan...
Copas
Kuliah Shubuh
Anonim

Pesan Lion Air JT 610

Entah kenapa, jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada hari Senin 29 Oktober 2018 itu dan semua kisah yang terjadi terkait kecelakaan tersebut saya yakini sangat berbekas dalam hati kita semua. Kisah kecelakaan tersebut meninggalkan jejak yang mendalam karena kisah para penumpang tersebut sangat dekat dengan diri kita atau bahkan mewakili keseharian hidup kita. Bagaimana tidak, dalam pesawat tersebut terdapat sosok-sosok manusia yang memiliki peran yang sama dengan peran kita dalam kehidupan sehari-hari, entah itu pada peran kita sebagai ayah, ibu, suami, istri, anak, karyawan, teman, pelajar dan peran-peran sosial lainnya yang amat beragam.

Pasca terjadinya kecelakan tersebut, muncullah berbagai kesaksian dari para keluarga, kerabat dan teman yang ditinggalkan mengenai keseharian para korban semasa hidup. Kesaksian yang mereka berikan memberikan sebuah keyakinan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditakdirkan untuk menaiki pesawat tersebut adalah orang-orang yang baik. Bagaimana tidak, di pesawat tersebut terdapat seorang teman saya yang menurut kerabatnya sangat memperhatikan pendidikan saudara-saudaranya. Ia akan datang dari jauh jika mendengar ada saudarnya yang tidak mau melanjutkan pendidikannya. Dalam pesawat yang sama terdapat seorang muslimah yang menurut temannya tidak pernah berhenti ber muro’jaah atau mengulang kembali hafalan Qurannya dimanapun ia berada, termasuk ketika ia sedang berada dalam perjalanan. Di pesawat tersebut juga terdapat seorang ayah yang memiliki seorang anak yang sudah tahfiz Quran 6 juz. Dalam pesawat yang sama juga terdapat seorang ibu yang baru menemui putrinya yang sedang mondok di pesantren untuk menghafal Al-Quran. Ada juga seorang penumpang yang baru saja menjadi mualaf.

Kesaksian baik mengenai kebaikan dan keshalehan korban dari pesawat itu pun tidak terhenti pada kisah para penumpangnya. Sang Co-Pilot yang bernama Harvino pun dikisahkan memiliki kepribadian yang sangat baik. Rekan sekerjanya maupun keluarga bahkan masyarakat yang jauh dari tempat tinggalnya memberikan kesaksian bahwa ia merupakan seorang yang shaleh. Bagaimana tidak, Captain Harvino bukan hanya menjadi seorang Ayah dari 3 putera-puteri kandungnya, ia juga menjadi ayah asuh bagi 10 anak-anak yatim di Desa Nyamplung Sari, Petarukan, Pemalang. Para anak yatim dhuafa di desa itu sudah memperoleh uluran tangan Captain Harvino yang tak pernah putus sejak 3 tahun yang lalu.  Anak-anak yang tadinya tak sekolah dapat sekolah lagi, mereka yang tak bisa mengaji diajarkan baca Al-Qur’an. Berkat uluran tangannya itu, jiwa keimanan penduduk di desa tersebut semakin tumbuh. Sang Captain juga telah membangun sebuah Mushala kecil bersama penduduk desa tersebut. Tidak hanya itu, ia bersama teman-temannya, sedang dalam proses membangun Rumah Qur’an untuk menampung anak-anak yatim dhuafa dan anak nelayan yang jumlahnya kini mencapai 164 anak di desa Nyamplung dan sekitarnya.

Kisah kebaikan mereka yang meninggal terkait kecelakan pesawat tersebut pun terus berlanjut. Berlanjut pada kematian salah seorang penyelam yang menjadi relawan pencarian puing-puing pesawat. Sang relawan bernama Syachrul Idrus (Anto) harus kehilangan nyawanya karena mengalami dekompresi saat melakukan penyelaman.  Sebelum kematiannya ia mengirimkan sebuah pesan Whats App yang sangat dalam bagi istrinya "...Sekitar 180 penumpang mendekati takdirnya. Ada yang tertinggal karena macet, ada yang pindah pesawat karena ingin cepat sampai, dan ada juga yang batal karena ada urusan. Tidak ada yang tertukar. Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tidak salah. Mereka ditakdirkan dalam suatu janjian berjamaah. TakdirNya seperti itu, tanpa dibedakan usia”. Berdasarkan kesaksian istrinya, semasa hidupnya almarhum selalu mengatakan bahwa "Nyawa ini untuk menolong orang lain". Almarhum memiliki cita-cita yang belum terwujud yakni membangun yayasan sosial untuk anak-anak terlantar. Sebelum ia dapat mewujudkan impiannya itu, dia sudah mulai bantu-bantu yang kesusahan. Mulai dari keluarga, terus saudara-saudaranya yang memang sedang butuh. Kebaikan almarhum selama hidup tercermin dari pesan perpisahan yang disampaikan istrinya “
"Tunggu aku di jannahNya Insya Allah....
terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu.
Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan
Laa khaula wala kuwwata Illa Billah ...
Innalilahi wainailaihi rojiun...
Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum"

Kisah hidup para korban tersebut harusnya membuat kita merenungkan kembali apa saja bekal yang sudah kita siapkan untuk kehidupan kita yang sesungguhnya, yaitu kehidupan setelah kematian. Pada kacamata manusia, mungkin korban pesawat naas tersebut adalah orang-orang yang kurang beruntung. Tapi dari kacamata iman, boleh jadi yang terjadi adalah sebaliknya. Karena sesuai dengan keterangan Hadits “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” (HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.

Kematian dalam kacamata kita mungkin memang sesuatu yang menakutkan. Tapi bagi mereka yang beriman, bukankah itu satu-satunya jalan untuk bertemu TuhanNya? Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya di akhirat kelak ia akan bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dalam beriman, orang yang mati syahid dan orang-orang shalih yang telah Allah beri nikmat. Mereka itu adalah teman-teman yang sangat baik bagi orang-orang mukmin . (QS. An-Nisa 69). Ketakutan kita akan kematian mungkin sebenarnya refleksi dari kesadaran diri kita yang mungkin masih kurang dalam beramal dan lebih banyak berbuat dosa.

Kesaksian tentang bagaimana para korban tersebut menjalani hidupnya seharusnya memberikan tamparan keras buat diri kita. Karena sebagai seorang Muslim, tentunya musibah kecelakan pesawat tersebut harusnya memberikan hikmah yang menyebabkan kita dapat melakukan I’tibar/mengambil ibroh atau hikmah dari kejadian tersebut. Kata hikmah  sendiri disebut sebanyak 20 kali di dalam Al-Quran. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf: 176). Sejalan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa seseorang dikatakan dapat mengambil ibroh dari suatu kejadian jika ia mampu “menyeberangkan” apa yang dilihat dan disaksikannya kepada dirinya untuk menggugah kesadarannya bahwa apa yang dilihat dan disaksikannya dapat terjadi pada dirinya.

Semoga saja kita dapat memahami pesan yang Allah sampaikan melalui kecelakaan tersebut dan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kejadian itu. Semoga kita semua dapat merenungkan semua persepsi, sikap, motivasi dan bahkan kepribadian yang kita miliki selama ini dan  mengubahnya ke arah yang lebih baik. Sebuah perubahan besar yang menjadikan kehidupan kita bermuara pada tujuan yang lebih hakiki, yaitu kehidupan akhirat.

Semoga ke depannya, kita semua dapat menjadi ayah, ibu, suami, istri, anak. karyawan dan teman yang lebih baik. Semoga kisah itu dapat menjadikan kita ayah yang selalu ingat pada kewajibannya untuk mendidik istri dan anaknya untuk semakin taat kepada Allah. Menjadikan kita ayah dan ibu yang mendorong anak-anaknya menjadi penghafal Quran. Menjadikan kita suami yang ikhlas saat mencari nafkah. Menjadikan kita istri yang lebih sabar dan ikhlas saat mengurus keluarga. Menjadikan kita anak yang berbakti pada orang tua. Menjadikan kita karyawan yang lebih rajin. Menjadikan kita teman yang setia dan saling menasihati dalam kebaikan. Dan lebih jauh lagi, menjadikan kita hamba yang lebih shaleh. Sehingga pada akhirnya pada suatu saat nanti kala kita telah selesai dishalatkan, dan imam berbalik badan menghadap para makmum lalu bertanya “Mayit (jenazah) ini semasa hidupnya termasuk orang yang baik atau jelek?” Maka mereka akan menjawab, “Baik!”. Insya Allah. 

Depok, 3 November 2018
Sri Rahayu Hijrah Hati

Friday, October 19, 2018

Pertolongan Pertama saat Tersedak Makanan, Salah Bantal, Kram Kaki, Kaki Kesemutan

Sekedar info : ๐Ÿ‘‡

Kemarin saat makan siang bersama putraku Ibenk, karena keasikan makan sambil ngobrol. Tiba-tiba aku tersedak makanan, aku segera mengambil gelas berisi air minum.

Tiba-tiba ibenk berkata " Raise your hand Ibu... please"

Aku bergerak otomatis mengangkat kedua belah tanganku dan terbukti, pernafasan dan tenggorokanku jadi lega kembali.

Saat kutanyakan dari mana ibenk tahu tips itu. Dengan enteng dia menjawab.

"Kan ibu yang membacakan kisah seorang anak laki-laki kecil yang menolong neneknya yang tersedak hampir meninggal" dia tersenyum.

Akupun tersenyum, karena justru tips itu terbukti ampuh untuk diriku sendiri.

Bagi teman- teman yang punya masalah yang sama, silahkan simak tips dibawah ini:

ADA 4 MACAM PENGETAHUAN SEDERHANA

1. Tersedak makanan
2. Salah bantal
3. Kram kaki
4. Kaki kesemutan

Ini adalah pengetahuan yang dapat menolong orang dan diri sendiri.

Cara pertolongan sebagai berikut :

1. TERSENDAK MAKANAN

hanya perlu “mengangkat tangan”.

Di Atlantic City, New Jersey, AS, ada seorang bocah berusia 5 tahun bernama A'Zir Spence yang secara cerdik berhasil menyelamatkan nyawa neneknya, metode yang dipergunakannya sangat sederhana, hanya perlu “mengangkat tangan”.

Shirldine Stewart berusia 56 tahun sedang menonton televisi di rumah sambil makan jelly ketika cucunya Spence turun ke bawah untuk menanyakan sesuatu kepadanya.

Ketika sang nenek memalingkan muka untuk memandang cucunya, sepotong jelly tersangkut di kerongkongannya. Sang nenek berusaha menolong diri sendiri dengan menekan-nekan bagian perut, namun tidak ada gunanya.

Spence lalu bertanya: “Nek! Apakah nenek tersedak?” , namun sang nenek tidak bisa menjawab ๐Ÿ˜Š orang sedang tersedak memang tidak bisa bicara). _“Saya rasa nenek tersedak.

Nek! Ayo cepat naikkan tangan nenek!”_ Nenek Stewart lalu mengangkat tangan di atas kepalanya dan ternyata jelly itu keluar dari kerongkongannya. Spence menyampaikan kalau metode ini dipelajarinya di sekolah. Jadi cara penanganan jika tersedak makanan --- hanya perlu “mengangkat tangan”.

2. SALAH BANTAL

Kadangkala ketika bangun tidur, anda menemukan diri anda salah bantal, yaitu merasa nyeri di leher. Apa yang harus dilakukan ketika salah bantal?

Ketika merasa salah bantal, anda hanya perlu mengangkat kaki anda, kemudian tarik ibu jari kaki dan pijat dengan memutar searah atau berlawanan arah jarum jam.

3. KRAM KAKI

 Ketika kram kaki kiri, angkat tangan kanan tinggi-tinggi, ketika kram kaki kanan, angkat tangan kiri tinggi-tinggi, segera akan terasa lebih enak.

4. KAKI KESEMUTAN

 Ketika kaki kiri kesemutan, ayun telapak tangan kanan dengan sekuat tenaga, ketika kaki kanan kesemutan, ayun telapak tangan kiri dengan sekuat tenaga.

Jangan simpan saja info ini. Silakan berbagi. Siapa tahu Anda dapat menyelamatkan orang lain.

Semoga bermanfaat...๐Ÿ‘

Wednesday, October 17, 2018

Keluarga Sukses Dunia Akhirat



๐Ÿ“ Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

Bismillahirrahmanirrahim..

Kesuksesan dalam keluarga muslim seharusnya bukan hanya di dunia namun yang lebih utama adalah sukses di akhirat, dimana semua anggota keluarga dapat berkumpul di surga Allah Ta'ala.

Untuk memotret tentang KESUKSESAN KELURGA mari kita tadabburi QS. Ali Imran Ayat 33.

KESUKSESAN KELUARGA

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุงุตْุทَูَู‰ٰ ุขุฏَู…َ ูˆَู†ُูˆุญًุง ูˆَุขู„َ
ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุขู„َ ุนِู…ْุฑَุงู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (Ali Imran :33)

Ada 3 tipe sukses dalam keluarga :
1. Sukses Dunia (Keluarga Fir'aun dan Qorun)

Keluarga ini meraih kesuksesan materi di dunia dengan kemewahan dan harta yang sangat melimpah, namun di akhirat mereka tercerai berai (karena kebersamaan hanya ada di surga, di neraka tidak ada kebersamaan)

Inilah sejatinya yang disebut dengan "broken home" yang sesungguhnya. Bukan tercerai berainya keluarga di dunia, namun keluarga yang tidak mampu berkumpul di surga itulah sejatinya keluarga "Broken home".

2. Sukses Akhirat (Nabi Nuh dan Nabi Adam).

Mengapa di surat Ali Imran :33, tidak ada kata َุขู„َ (keluarga) untuk Nabi Nuh dan Nabi Adam? karena ada anggota keluarganya yang berkhianat dalam masalah aqidah dan risalah yang dibawa oleh suaminya.

Nabi Adam dan Nabi Nuh menjadi Role Model orang yang sukses dengan visi misinya. Mereka orangtua yang bersungguh-sungguh dan bersabar terus menerus melakukan dakwah pada kelurganya, namun Hidayah tetaplah milik Allah Ta'ala sehingga masih ada anggota keluarganya yang bermaksiat.

3. Sukses Dunia dan Akhirat (Nabi Ibrahim dan Imran)

Syarat keluarga sukses ada 3, yaitu :
1. Pasangannya baik
2. Punya anak yang baik
3. Cucu dan anak keturunan yang baik

Kriteria "Keluarga Terbaik"
√ Pasangan yang salihah:
Keluarga Ibrahim : Sarah, Hajar
Keluarga Imran : Hannah

√ Anak yang Shalih/ah :
Keluarga Ibrahim : Ismail dan Ishaq
Keluarga Imran :
Maryam

√ Cucu /Cicit yang shalih:
Keluarga Ibrahim : Ya'qub>> Yusuf
Keluarga Imran : Isa bin Maryam

BELAJAR DARI KELUARGA IBRAHIM

1. ORANGTUA SEBAGAI TELADAN

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุง ุฃَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูˆَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„َุงุฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุง ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At-Tahrim :6)

Perhatikan perintah Allah dalam ayat tersebut, Allah meminta kita menyelamatkan diri sendiri dulu baru keluarga kita.

Demikian juga jika kita tengok doa-doa Nabi Ibrahim, selalu diawali dengan berdoa untuk dirinya terlebih dahulu baru untuk keluarganya.
Diantaranya di ayat berikut :

ูˆَุฅِุฐْ ู‚َุงู„َ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…ُ ุฑَุจِّ ุงุฌْุนَู„ْ ู‡َٰุฐَุง ุงู„ْุจَู„َุฏَ ุขู…ِู†ًุง ูˆَุงุฌْู†ُุจْู†ِูŠ ูˆَุจَู†ِูŠَّ ุฃَู†ْ ู†َุนْุจُุฏَ ุงู„ْุฃَุตْู†َุงู…َ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (Qs. Ibrahim : 35)

Ibaratkan jika kita berada dalam sebuah kecelakaan pesawat dan dalam kondisi darurat. Maka sebelum memberikan pertolongan ke orang lain kita harus memberi pertolongan pada diri kita dulu, sebelum memasangkan masker oksigen ke orang lain maka kita pasangkan pada kita dulu. Karena bagaimana kita bisa menolong orang lain jika diri kita sendiri dalam keadaan kritis.

Karena itulah fokus pertama dalam pembelajaran parenting adalah orangtua. Yang harus pertama kali belajar adalah orangtua. Itulah mengapa dinamakan "parenting" bukan "childrening".

Jangan sampai kita mengharapkan anak shalih tapi malah lupa menshalihkan diri sendiri. Orangtua harus senantiasa belajar dan tidak boleh berhenti belajar dan memperbaiki diri. Karena anak yang malas belajar berawal dari orangtua yang malas belajar.

Maka, orangtua harus memiliki daya pengaruh pada anak sehingga dapat menjadi teladan untuk anak.
Mengapa harus menjadi teladan?
√ Keteladanan adalah NASEHAT yang menyentil
√ aturan untuk KITA bukan untuk ANDA
√ Anak lebih meniru apa yang DILIHAT dibandingkan apa yang didengar.

Teruslah memperbaiki diri, karena keluarga sukses adalah keluarga yang mampu HIJRAH bersama.

2. HARMONISASI PASUTRI

Salah satu kunci keberhasilan Nabi Ibrahim adalah memiliki istri-istri yang shalihah.
Karena pasangan yang shalih/ah adalah modal awal dari keberhasilan proses pengasuhan, karena itu awal dari gagalnya pengasuhan adalah salahnya memilih pasangan.

Hak anak adalah mendapatkan orangtua yang baik. Maka menikah bukan hanya perkara mencari istri dan suami tapi mencari ibu/ayah untuk anak-anak kita kelak.

Mengapa harus harmonisasi?
Ayah dan ibu adalah ibarat kemudi mobil, jika tidak harmonis maka rentan mogok atau celaka. Sebagian besar masalah anak bermula dari hubungan pasutri yang tidak harmonis.
Maka jika sudah terlanjur, segera perbaiki hubungan dengan pasangan sebelum fokus ke anak (perbaiki hubungan pasutri).

Sampah negatif istri yang didapat dari suami berdampak pada pengasuhan anak. Ibu yang suka marah pada anak merupakan salah satu tanda tidak bahagianya ia dengan suaminya.
Karena tugas suami adalah memberi kenyamanan pada istri.
Maka sebelum menjadi ayah dan ibu yang baik, jadilah suami dan istri yang baik terlebih dahulu.

Dasar dari HARMONISASI adalah AGAMA dan SALING RIDHO.

Contoh kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang ditinggal di Makkah bersama Ismail.

ุฑَุจَّู†َุง ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุณْูƒَู†ْุชُ ู…ِู†ْ ุฐُุฑِّูŠَّุชِูŠ ุจِูˆَุงุฏٍ ุบَูŠْุฑِ ุฐِูŠ ุฒَุฑْุนٍ ุนِู†ْุฏَ ุจَูŠْุชِูƒَ ุงู„ْู…ُุญَุฑَّู…ِ ุฑَุจَّู†َุง ู„ِูŠُู‚ِูŠู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูَุงุฌْุนَู„ْ ุฃَูْุฆِุฏَุฉً ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ ุชَู‡ْูˆِูŠ ุฅِู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَุงุฑْุฒُู‚ْู‡ُู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ุซَّู…َุฑَุงุชِ ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุดْูƒُุฑُูˆู†َ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs. Ibrahim :37)

Singkat kisah...

Ketika sampai di Makkah Ibrahim memberi isyarat kepada Hajar agar menuju suatu tempat.
Dengan berbekal tempat makanan berisi kurma dan tempat minum berisi air, Ibrahim membelakangi Hajar dan kemudian melangkah meninggalkan keduanya. Hajar mengikutinya dan bertanya, “Hendak ke manakah, wahai Ibrahim? Engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apa pun?"

Hajar mengulang pertanyaannya beberapa kali. Saat dilihatnya Ibrahim hanya diam, segera ia tersadar. “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?" tanyanya dengan kecerdasan luar biasa.
"Benar".Jawab Ibrahim
"Jika demikian maka Allah tidak akan menelantarkan kami,"Jawab Hajar dengan penuh ketakwaan. Kemudian Ia kembali ke tempat semula, sedangkan Ibrahim melanjutkan perjalanannya.

Nabi Ibrahim pergi bukan atas kemauannya sendiri, Ia pergi karena perintah dari Allah. Dengan berat hati Ia pergi melanjutkan perjalanannya sampai ke tsaniah, tempat dimana Hajar dan Ismail tidak bisa melihatnya. Ibrahim adalah Ayah yang begitu penyayang, Ayah yang begitu penyayang itu sangat sedih, namun ia yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hambaNya. Tanpa sepengetahuan Hajar, Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa," Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Pelajaran dari kisah tersebut :

√ Istri harus menjaga wibawa suami, menghargai suami.
Dampak istri yang tidak menghargai suami adalah anak menjadi tidak menghargai Ayahnya. Begitu pula sebaliknya jika suami tidak menghargai istri, maka anak menjadi tidak menghargai ibunya.

√ Sebelum menjadi ayah dan ibu yang baik jadilah suami istri yang baik dahulu. Penuhi hak pasangan terlebih dahulu sebelum memenuhi hak anak.

Jika ada perceraian maka, tetap jagalah adab. Di antara adab untuk pasangan yang telah bercerai yang sering terabaikan adalah menjaga nama baik masing-masing, bukan mengumbar aib mantan istri atau suami seperti yang lumrah terjadi hari ini di media sosial.
Jangan lupakan kebaikan masing-masing, terutama wanita yang mudah kufur terhadap kebaikan suami.

Ingat : Ada mantan suami atau istri, tapi tidak ada mantan ibu dan mantan ayah.

√ Harmonisasi adalah faktor yang sangat penting dalam mendidik anak, maka fokuslah pada kebaikan pasangan masing-masing.
Karena harmonisasi pasutri adalah magnet bagi anak.

Tips : Catat kebaikan-kebaikan (moment terbaik) bersama suami/istri untuk menjaga khusnudzon kita pada pasangan. Karena kebaikan mengapuskan keburukan.

3. MEMILIKI VISI BERKELUARGA

Dasarnya adalah surat At-Thur:21 dan At-Tahrim:6

ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَุงุชَّุจَุนَุชْู‡ُู…ْ ุฐُุฑِّูŠَّุชُู‡ُู…ْ ุจِุฅِูŠู…َุงู†ٍ ุฃَู„ْุญَู‚ْู†َุง ุจِู‡ِู…ْ ุฐُุฑِّูŠَّุชَู‡ُู…ْ ูˆَู…َุง ุฃَู„َุชْู†َุงู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุนَู…َู„ِู‡ِู…ْ ู…ِู†ْ ุดَูŠْุกٍ ۚ ูƒُู„ُّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ุจِู…َุง ูƒَุณَุจَ ุฑَู‡ِูŠู†ٌ

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (At-Thur : 21)
[inilah Visi pertama keluarga muslim : Masuk surga sekeluarga]

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุง ุฃَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูˆَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„َุงุฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุง ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim :6)
[Visi kedua : Terbebas dari api Neraka]

Visi Ibrahim (Qs. 35-37) :
√ Penyelamatan Aqidah
√ Pembiasaan Ibadah
√ Pembentukan Akhlakul Karimah
√ Pengajaran Lifeskilk (enterpreneur)

Orientasi hidup keluarga muslim adalah pada AKHIRAT, dan fokus utamanya adalah IMAN.
Orangtua yang orientasinya hanya dunia akan berakibat pula pada anak yang tidak memiki orientasi akhirat.

Bagaimana mengetahui visi misi kita sudah benar atau belum?
Pakai prinsip Ibnu Jarir Ath-Thobari, bahwa bagaimana obrolan rakyat sehari-harinya itulah cerminan bagaimana pemimpinnya.

Obrolan rakyat di masa khalifah Sulaiman adalah tentang keluarga dan anak.

Obrolan rakyat di masa khalifah Walid adalah tentang pembangunan.

Obrolan rakyat di masa khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah tentang ibadah, sholat, dll.

Jika diibaratkan Rakyat = Anak, dan Raja = Orangtua.

Maka, dengarkanlah dialog anak-anakmu apakah tentang dunia atau gentang akhirat. Maka itulah sejatinya kemana arah visi misi keluarganya saat itu.

*1. Mengapa pembahasan parentingnya dari sisi keluarga Ibrahim bukan dari Rasulullah?
Jawab :
Pembahasan tentang keluarga Rasulullah tak dapat lepas dari pembahasan Nabi Ibrahim, karena Rasulullah adalah buah dari doa Nabi Ibrahim.
Dalam riwayat Ibn Ishaq sebagaimana direkam, Ibn Hisyam di Kitab Sirah-nya; kala itu Sang Nabi ShallaLlahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab dengan beberapa kalimat. Pembukanya adalah senyum, yang disusul senarai kerendahan hati, “Aku hanyasanya doa yang dimunajatkan Ibrahim, ‘Alaihissalam..”

“Duhai Rabb kami, dan bangkitkan di antara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri; yang akan membacakan atas mereka ayat-ayatMu, mengajarkan Al Kitab dan Al Hikmah, serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaqksana.” (QS Al Baqarah : 129)

2. Bagaimana menyeimbangkan peran laki-laki sebagai Qowwamah (suami) dengan peran sebagai anak, saudara dan yang lainnya.
Jawab :
Qowwamah bagi laki-laki adalah fitrah.
Fitrah Qowwamah laki-laki adalah bersikap adil dan seimbang, kecuali jika fitrah tersebut rusak.

Sifat Keshalihan laki-laki :
1. Mengasah fitrah Qowwamah
2. Berbuat baik dan berhubungan baik dengan oranglain karena Allah. Karena orang shalih akan dipaksa oleh imannya untuk selalu ihsan.
3. Mendamaikan bukan memihak, jikapun memihak ia memihak kebenaran bukan berdasar kesenangan.
4. Berbuat baik dari yang terdekat (ini ajaran islam). Keshalihan yang hakiki dimulai dari orang yang terdekat. Karena kebaikan itu harusnya bertambah bukan berpindah.

3. Bagaimana cara menghadapi suami yang galak, gampang marah sampai anak-anak saja tidak nyaman dengan kehadiran ayahnya dan berharap si ayah tidak di rumah (dinas luar)? Istri sudah coba memberi nasihat dengan baik pada suami sambil memijatnya, namun tetap tidak ada perubahan.
Jawab :
1. Jaga harga diri suami di depan anak (menjaga kewibaan suami).
Istri harus melindungi keqowwamahan suami dan menjaga keshalihan anak meskipun tidak ada orangtuanya.
Maka jika anak mencaci ayahnya saat ayahnya tidak ada di depannya, maka harus dicegah atau dihentikan jika tidak maka kita membiarkan anak kita berbuat dosa dan merusak wibawa suami.
(potong kemaksiatan dengan cara yang baik)
2. Menceritakan kebaikan-kebaikan suami kepada anak.
3. Mencegah lisan kita untuk curhat pada anak, bila perlu curhatlah dan menangislah hanya kepada Allah. Kita boleh curhat kepada orang tersekat kita dengan tujuan bukan untuk mengumbar aib suami tapi hanya untuk meminta solusi.
4. Sekesal-kesalnya kita jangan hilangkan kelembutan kita pada objek dakwah kita (suami).
Karena semakin shalihah istri, harusnya suami semakin merasakan kemanfaatkan ilmu dan keshalihan kita.
Jadilah kita (istri) ayat qauniyah yang menjadi kunci dakwah bagi keluarga kita.
5. Suami kita adalah hasil produk pengasuhan dari keluarganya yang mungkin belun sempurna. Maka tugas kita adalah menyempurnakan kekurangan atau kegagalan yang ada.

Wallahu a'lam..

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

Sebarkan! Raih Pahala

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Dipersembahkan oleh: manis.id

๐Ÿ“ฑ Info & pendaftaran member: bit.ly/mediamanis

๐Ÿ’ฐDonasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
a.n Yayasan MANIS,
No Rek BSM 7113816637

Info lebih lanjut: bit.ly/donasidakwahmanis

DI BALIK NAKALNYA ANAK-ANAK


Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

 Ayah dan Bunda, sebagian kita pasti pernah direpotkan oleh tingkah nakal anak-anak. Malah saking repotnya beberapa orangtua menanggapi nakalnya anak-anak itu dengan nakalnya orang dewasa seperti menjewer dan memukul dengan keras. Kalau sudah begini bakal repot jadinya. Tidak seperti perkalian dalam matematika dimana minus dikali minus adalah plus. Dalam mendidik anak, tindakan negatif yang ditanggapi dengan tindakan negatif hasilnya adalah kerusakan kuadrat.

Agar bisa menanggapi kenakalan anak-anak dengan baik, kita perlu sepakat dulu apa yang dimaksud dengan tindakan nakal oleh anak, Ayah dan Bunda. Kenakalan anak adalah segala tindakan anak yang dapat menimbulkan akibat merusak atau membahayakan diri dan lingkungannya. Contohnya bisa disebutkan banyak-banyak: menyerang teman, memecahkan jendela dan lainnya. Sekadar mengacak-acak dan mengotori rumah bukanlah tindakan nakal yang dimaksud.

Jelas keadaan ini tidak bisa didiamkan. Namun respon cepat yang berlebihan hanya akan membuat keadaan bertambah parah. Karena itu kita perlu tahu dulu ada apa sih di balik nakalnya seorang anak?

 Satu hal yang perlu diingat, nakalnya seorang anak yang belum baligh bukanlah termasuk tindakan kriminal seberapa pun parahnya tindakan yang dilakukan. Sebab faktor kognisinya belum sepenuhnya matang untuk menyadari konsekuensi sebuah kenakalan baik bagi dirinya maupun orang lain. Meski begitu, bukan berarti hukuman tidak boleh diberikan. Hukuman yang mendidik penting diberikan untuk memperkuat karakter tanggung jawab anak.

 Hal kedua yang harus diingat, tanggung jawab kenakalan seorang anak terletak di pundak orangtuanya. Banyak dari kita yang lari dari tanggung jawab ketika anak-anak berbuat nakal. Lingkungan lah yang disalahkan, guru lah yang dijadikan kambing hitam, padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala menitipkan anak kepada kita, bukan kepada orang lain.

Ayah dan Bunda, alasan anak berbuat nakal terbagi dalam beberapa tahap:

Pertama, TAHAP KETIDAKTAHUAN. Banyak tindakan negatif anak biasanya terjadi karena kurangnya pemahaman anak mengenai mana hal yang boleh dan mana hal yang tidak boleh dilakukan. Banyak anak tidak tahu meminjam paksa mainan anak lain termasuk hal yang tidak boleh dilakukan. Mereka merasa ketika anak lain tidak memainkan mainan karena bosan, mereka boleh memainkannya tanpa perlu izin dahulu.

Di tahap pertama ini, sebaiknya orangtua segera berkomunikasi dan memperbanyak penjelasan mengapa suatu hal tidak boleh dilakukan. Memberi penjelasan, Ayah dan Bunda, bukan sekadar memberi tahu.

Kedua, TAHAP TAHU TAPI MELAKUKAN. Banyak anak melakukan tindakan nakal juga walaupun ia tahu hal itu tidak dibenarkan. Hal ini terjadi karena ia ingin memancing perhatian orangtua dan lingkungan yang ia anggap kurang diberikan. Anak yang sudah tahu menyembunyikan barang milik teman itu salah tapi melakukannya juga sebenarnya ingin agar ia lebih diperhatikan. Ia tidak tahu bagaimana menarik perhatian yang lebih efektif dibanding melakukan kenakalan. Di tahap ini, memberi perhatian dan kasih sayang adalah kuncinya, Ayah dan Bunda. Hukuman di tahap ini juga bisa diberikan tetapi disertai penegasan berulang bahwa tindakan anak termasuk kenakalan.

Tindakan orangtua untuk terus berkomunikasi dan memberi perhatian menjadi penting, sebab bila tidak atau kurang dilakukan, alasan kenakalan anak bisa naik ke tahap selanjutnya yang jauh lebih parah...

Ketiga, TAHAP KEBIASAAN. Ketika melakukan sesuatu secara berulang, otomatis terbentuklah kebiasaan. Tindakan nakal yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup, akan terus berulang dan segera menjadi kebiasaan. Istilah “Broken Home” bisa menggambarkan situasi ini dengan tepat. Terlepas apakah orangtuanya kaya atau tidak, tetapi bila perhatian dan komunikasi kurang diberikan, anak akan mengubah tindakan-tindakan nakalnya menjadi kebiasaan yang akan sulit dihentikan sampai ia kelak dewasa. Fenomena Awkarin, gadis yang dulu tanpa malu memperlihatkan auratnya, adalah contoh dari pembiaran ini.

Keempat, adalah TAHAP KRIMINAL. Tahap ini terjadi ketika pelaku kenakalan sudah beranjak remaja dan dewasa.

Ayah dan Bunda, menjadi orangtua adalah tanggung jawab paling panjang bagi manusia dewasa. Seorang direktur bahkan presiden, suatu saat akan pensiun. Setidaknya dalam kehidupan di dunia ini. Namun menjadi orangtua tidak pernah ada istilah pensiun. Kita akan tetap menjadi orangtua di akhirat nanti, sebab di sanalah anak yang dulu kita abaikan akan menuntut tanggung jawab kita di hadapan Hakim Pengadilan Yang Mahatinggi: Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Nah, Ayah dan Bunda, jadilah pendidik utama bagi anak-anak kita. Luangkan banyak waktu, energi dan biaya. Tetaplah berkomunikasi dan memberikan perhatian, insyaa Allah setiap kenakalan anak yang timbul akan mudah kita hilangkan dan diganti menjadi kebiasaan baik. Aamiiin....

Jadi ada apa di balik nakalnya anak-anak? Ternyata ada kurangnya komunikasi dan perhatian para orangtua....

Salam Smart Parents!

Monday, October 15, 2018

MEMPERSIAPKAN ANAK BERPISAH DARI ORANGTUA

๐Ÿ“ Matapena YUK JOS COMMUNITY Semarang "MEMPERSIAPKAN ANAK BERPISAH DARI ORANGTUA" 28 September 2018 bersama Abah Ihsan


ูˆَูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ู…َุชَู‰ٰ ู‡َٰุฐَุง ูฑู„ْูˆَุนْุฏُ ุฅِู† ูƒُู†ุชُู…ْ ุตَٰุฏِู‚ِูŠู†َ

ู…َุง ูŠَู†ุธُุฑُูˆู†َ ุฅِู„َّุง ุตَูŠْุญَุฉً ูˆَٰุญِุฏَุฉً ุชَุฃْุฎُุฐُู‡ُู…ْ ูˆَู‡ُู…ْ ูŠَุฎِุตِّู…ُูˆู†َ

ูَู„َุง ูŠَุณْุชَุทِูŠุนُูˆู†َ ุชَูˆْุตِูŠَุฉً ูˆَู„َุงٓ ุฅِู„َู‰ٰٓ ุฃَู‡ْู„ِู‡ِู…ْ ูŠَุฑْุฌِุนُูˆู†َ

Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?".
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya."
(QS. Ya Sin : 48-50)

Idealnya kita sebagai orangtua meninggal pada saat anak-anak sudah mapan dan sukses namun tidak ada yg bisa menjamin kapan kita akan meninggal.
Karena kita tidak tahu kapan akan meninggal jadi wasiat itu harusnya dibuat dan dipersiapkan jauh-jauh hari.
Secara syariat jika akan bepergian jauh maka orangtua memberikan wasiat berisi pesan-pesan kepada anak terutama anak pertama untuk menjaga adik-adiknya seandainya orangtua tidak kembali.
Mendidik anak pada hakekatnya adalah mempersiapkan anak berpisah dari orangtua agar menjadi anak yg mandiri meliputi :
☑ Mandiri aqidahnya termasuk ibadahnya
☑ Mandiri cara berpikirnya seperti apa tujuan hidupnya, mau jadi apa nantinya
☑ Mandiri akhlaknya
☑ Mandiri finansialnya

Prinsip mempersiapkan anak berpisah dari orangtua :
1⃣ Sejak anak berusia 7 tahun lakukan akad perpisahan dengan anak dengan redaksi kurang lebih :
"Nak kamu diurus oleh ayah ibu tidak selamanya maksimal hanya sampai kamu berusia 25 tahun (atau tergantung keputusan orangtua)."
>> versi lengkap redaksi akad ada pada video

Kenapa usia 25 tahun?
Karena umumnya anak lulus kuliah itu 23 tahun ditambah 2 tahun toleransi masa mencari kerja.
Bahkan jika menurut syariat Islam ortu wajib mengurus anak hanya sampai anak baligh, setelahnya adalah shodaqoh.
Khusus anak laki-laki usia 18 tahun secara fisik sudah tidak tinggal di rumah orangtua untuk meminimalisir konflik.
Jika kuliahpun pilih kampus yg letaknya tidak satu kota dengan orangtua.
Jika ingin belajar ke luar negeri ortu harus menguatkan anak dulu di rumah terutama bab aqidah dan cara berpikirnya.

Kenapa harus ada akad perpisahan dengan anak?
Agar anak tahu batasan dan berpikir.
Akad ini juga penting agar anak tahu bahwa orangtua tidak mengurus dia selamanya.
Ulangi akad perpisahan ini saat anak baligh (haid/mimpi basah), usia SMA, kuliah dan saat akan menikah.

Agar anak menjadi mandiri harus dilatih. Yg namanya dilatih itu orangtua harus ada di dekat anak, anak didampingi dan prosesnya bertahap.
Contoh salah kaprah tentang melatih kemandirian anak adalah :
~ Kantin kejujuran itu menguji bukan melatih kejujuran karena tidak ada materi pembekalan sebelumnya dan tidak ada pendampingan dari orang dewasa
~ Market Day untuk anak sebelum baligh karena secara syariat seorang penjual harus sudah baligh untuk melakukan transaksi jual beli. Bahkan menurut madzhab Syafi'i dalam transaksi jual beli harus ada akad yg dilafadzkan.
~ Anak diperbolehkan/dibiarkan menggunakan aplikasi gojek padahal dalam term of service gojek yg boleh memesan adalah orang yg minimal berusia 21 tahun atau sudah menikah (tapi jarang orangtua yg membaca sampai detail ketentuan penggunaan ini)

2⃣ Sejak umur 7 tahun katakan pada anak bahwa dia punya tugas di rumah
Yg termasuk dalam kemandirian anak adalah :
1. Mandi sendiri
2. Makan sendiri
3. Istinja' atau bilas sendiri
4. Sikat gigi sendiri
Point no. 1-4 ini harus dikuasai oleh anak sebelum usia 7 tahun.
5. Membereskan kasur/kamar sendiri
6. Menyimpan barang yg dipakai pada tempatnya
Konsekuensi jika anak tidak mau melakukan : tidak boleh melakukan aktivitas selanjutnya sebelum menyelesaikan tugasnya
7. Mencuci peralatan makan yg sudah dipakai
8. Menutup aurat
9. Tidur wajib dipisah
10. Berlatih shalat
11. Mengelola uang
12. Diberikan satu tugas rumah tangga (chores)
Tugas rumah tangga ini adalah menyumbang tenaga untuk kepentingan rumah tangga bukan tugas pribadi.
⛔ Sesuatu yg menjadi kewajiban anak tidak boleh diberi reward

Point no. 5-12 dilakukan saat anak mulai berusia 7 tahun.

Konsep ketaatan :
1. Semua anak harus mau disuruh orangtua tapi anak tidak boleh menyuruh orangtua, yg boleh adalah meminta tolong pada orangtua
2. Tugas anak adalah patuh pada orangtua
3. Orangtua menyuruh anak harus dengan kaidah :
- Jangan sembarangan menyuruh, lihat kondisi anak
- Ada ketaatan wajib dan sunnah jadi orangtua juga harus bisa memilih mana yg lebih penting

๐ŸŒพ Quotes dari Abah Ihsan :
๐ŸŒŸ "Menjadi orangtua yg baik dan bertanggung jawab itu capek, tapi akan lebih capek jika anak tidak diurus."

๐ŸŒŸ "Warisan terindah orangtua adalah perlakuan penuh cinta pada anak kita."

๐ŸŒŸ "Daripada meninggalkan warisan berupa harta kepada anak lebih baik diberi warisan pendidikan setinggi-tingginya."

๐Ÿ’ก Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia tidak mengajari anaknya bagaimana agar menjadi orang kaya tapi mengajari anaknya bagaimana menghargai uang.
๐Ÿ’ก Yg menjadi kekhawatiran seorang Lukman Al Hakim setelah dia meninggal adalah apakah anaknya masih menyembah Allaah Ta'ala setelah beliau tidak ada.
๐Ÿ’กBahkan Rasulullaah Shallallahu’alayhi wa salam tidak meninggalkan warisan berupa harta kepada anak-anak beliau.

Barakallaah fiik, semoga bermanfaat.
Resume oleh : Dianka Subiyanto

"Dahsyatnya Doa Ibu..."



Dinukil dari
28 Juli 2018, https://goo.gl/FSPrbd

*

Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di Twitter tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek dari Twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.

Twitnya sebagai berikut:

"Aku bersumpah demi Allah, wahai setiap Ibu, agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabari-Nya bahwa engkau rida atas anak-anakmu seridha-ridhanya, dan aku bersumpah demi Allah agar engkau tidak menghijab/ menghalangi ridha-Nya kepada anak-anakmu."

Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepada-Nya bahwa engkau ridha atas mereka masing-masing.

Begini doanya:

"Allohumma innii usyhiduka annii roodhiyah 'an ibnii/ibnatii* ... (sebut nama anak-anakmu satu persatu)... tamaamar-ridho wa kamaalar-ridho wa muntahayir-ridho. Fallohumma anzil ridhwaanaka 'alaihim biridhooii 'anhum"

(Ya allah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku rida kepada anak-anakku (.......) dengan rida paripurna, rida yang sempurna dan rida yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridaanMu kepada mereka demi ridaku kepada mereka).

Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut, tiba-tiba aku (Dr.Fauziyah) dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata:

Bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. Maka berceritalah si Ibu itu:

Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah shalat dan bahkan jarang mandi , dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.

Maka ketika membaca Twit-mu aku berkata: "Mungkinkah omongan ini benar? Tampaknya masuk akal? Dan seterusnya...."

Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu. Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku kepadaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan di dalam diriku ada sedikit syak.

Dan kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya. Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu, ia membukakan pintu untukku dan menyapaku "Apa kabar ibu?" dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.

Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya sama sekali. 4 jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya: "Bu, aku di samping masjid dan aku baru akan shalat waktu Ibu menelponku."

Maka akupun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah shalat bisa mulai salat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar? Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai shalat?

Jawabnya, "Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku di dekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk shalat."

Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagiaan seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.

*

Ibu adalah harta karun yang kita sia-siakan. Betapa tidak? Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya.

Padahal justru doa Ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat. Jangan pernah bilang: "Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?"

Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu , padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi?

Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah telah mengkaruniai kita para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.

Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau, dan kita bisa mengetuk pintu-Nya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur. Selamat berdoa

*

IMPRINTING

Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

 Apa jawaban kita bila ditanya: Mana yang lebih baik dalam pengasuhan anak:
 Menanamkan banyak aturan sejak dini atau menanamkan aturan sedikit demi sedikit sesuai usia perkembangan anak?

 Sebelum menjawab, yuk kita lihat dulu apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala perlihatkan di alam sebagai ibroh (pelajaran) untuk kita. Seperti halnya dulu Allah memperlihatkan burung gagak yang mengubur saudaranya yang mati untuk memberi pelajaran pada Qabil yang kebingungan memperlakukan jenazah saudaranya: Habil, yang baru saja dibunuhnya.


Fenomena alam yang kita lihat adalah peristiwa menetasnya anak itik dan apa yang terjadi sesudahnya. Kita tentu sudah paham bahwa anak itik yang baru menetas akan mengikuti siapapun atau apapun yang ada di dekatnya. Para ahli psikologi menamakan fenomena ini IMPRINTING. Tidak peduli dimana dan kapanpun, seperti itulah perilaku yang diperlihatkan setiap anak itik yang baru menetas. Sehingga dapatlah kita katakan bahwa peristiwa imprinting ini bersifat menanamkan dan melekatkan kesan kuat ke dalam ingatan.

Menurut kamus psikologi yang ditulis DR Kartini Kartono dan Dali Gulo, Imprinting adalah pembiasaan atau perkembangan respon yang sangat cepat dalam menghadapi stimulus yang mengarah kepada perkembangan kritis. Sifat semacam ini merupakan mekanisme pembiasaan yang dimiliki sejak awal kehidupan, sehingga sangat sulit untuk diubah.

Para ahli psikologi telah sepakat bahwa fenomena Imprinting juga terjadi pada anak manusia. Terutama pada 6 tahun pertama kehidupan mereka. Lebih tepatnya mereka menyebut hal ini dengan nama Filial Imprinting, saat dimana anak-anak meniru perilaku dan karakter para orangtua mereka.

Maka sungguh benarlah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam saat bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah rhadiallaahu anhu: “Tidaklah anak yang lahir itu melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi. Sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan sempurna, apakah kamu merasa ada anggota tubuhnya yang terputus?”

Hadis Rasulullah ini diperkuat oleh fakta-fakta sains. Salah satunya seperti yang dikatakan oleh penulis Essay Amerika, James Arthur Baldwin, yang menulis: “Anak-anak mungkin tidak terlalu bisa mendengar dan menangkap kata-kata dari orangtua mereka, tetapi anak-anak tidak pernah gagal meniru perilaku para orangtua.”

Jadi faktor orangtua sangat besar pengaruhnya dalam membentuk perilaku anak.

Nah, setelah mengetahui hikmah yang kita dapat dari alam tadi, sudahkah Anda dapat memilih jawaban yang pasti dari pertanyaan kita di awal:

Mana yang lebih baik dalam pengasuhan anak: Menanamkan banyak aturan sejak dini atau menanamkan aturan sedikit demi sedikit sesuai usia perkembangan anak?

Jadi jawabannya adalah: menanamkan banyak aturan sejak dini lebih baik dalam pengasuhan anak. Alasannya adalah karena fenomena Imprinting. Ingat seperti yang dikatakan Kamus Psikologi di atas: fenomena ini terjadi di awal kehidupan dan sangat sulit diubah di kemudian hari.

Berikutnya timbul pertanyaan: jenis peraturan seperti apa yang sebaiknya banyak ditanamkan? Jawabannya: jenis peraturan yang memupuk akhlaq yang baik.

Mengapa akhlaq yang baik? Mengapa bukan cara belajar efektif atau cara berprestasi tinggi, atau hal-hal lain yang keren-keren? Karena saat ini anak lebih sulit melihat akhlaq baik di lingkungan sekitar mereka dibanding masa dulu saat orang-orang lebih hidup bermasyarakat dan tidak individualis.

Mengapa akhlaq baik? Karena akhlaq baiklah yang kelak terbukti akan membuka pintu-pintu kesuksesan jauh lebih banyak daripada hasil pendidikan sekolah termahal sekalipun.

Pertanyaan terakhir: Bagaimana cara mengajarkan anak-anak akhlaq yang baik? Jawabannya kembali kepada fenomena Imprinting. Cara mengajar anak-anak akhlaq yang baik adalah dengan cara memberinya contoh lewat perilaku orangtua.

Kesimpulannya? Agar anak-anak kelak sukses, berkepribadian unggul dan shalih, orangtua harus mencontohkan akhlaq yang baik sejak dini. Ingat, fase imprinting itu ada di usia 6 tahun kehidupan awal. Bila terlewat, akan sangat sulit untuk membentuknya kembali.

Allahu a’lam.

Salam Smart Parents!